Welcome
Selamat datang parents...
Dearest Smart Mommies and Daddies..
Alhamdulillah Kineta sudah berjalan kurang lebih 2 tahun ... dengan suka cita dan kasih yang tulus, berupaya memberikan layanan sebagai solusi pintar bagi smart parents tentunya..
Kineta merupakan rental perlengkapan bayi yang berlokasi di Bogor. Namun saat ini, selain memberikan layanan rental perlengkapan bayi, kami juga menjual perlengkapan bayi second dengan kondisi yang baik dan juga menjual ex-gift dengan harga miring. :)
* Rental Perlengkapan Bayi
Menanti sang buah hati merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap parents, dan sudah tentu kita ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati kita nanti. Dalam merawat sang buah hati, kita memerlukan perlengkapan yang baik dan memadai bagi kenyamanan sang buah hati, sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang baik secara psikis dan motorik.
Kami memperkenalkan rental perlengkapan bayi untuk buah hati Anda. Karena saat ini harga-harga perlengkapan bayi cukup mahal dan hanya dipakai dalam periode tertentu saja, serta space yang dibutuhkan untuk penyimpanan memakan tempat, dengan menyewanya merupakan solusi pintar parents untuk buah hati Anda.
Sebagai informasi, barang-barang yang kami sewakan dalam kondisi baik, bersih dan tentunya steril karena kami melakukan sterilisasi khusus sebelum barang akan disewakan. Smart solutions bukan ??
* Jual Second & Ex-Gift
Jika parents bermaksud untuk memiliki barang-barang perlengkapan bayi dengan harga miring, namun masih dengan kondisi layak dan bersih, atau ingin memberikan kado kepada kolega yang sedang melahirkan, kami menyediakan beberapa pilihan yang bisa menjadi smart solutions. Ex Gift yang masih baik dan layak (masih tersegel) bisa jadi alternatif. Tidak perlu khawatir parents..karena barang-barang tersebut berkualitas dan bersih tentunya.
Salam hangat untuk buah hati Anda....
Kineta
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Dearest Smart Mommies and Daddies..
Alhamdulillah Kineta sudah berjalan kurang lebih 2 tahun ... dengan suka cita dan kasih yang tulus, berupaya memberikan layanan sebagai solusi pintar bagi smart parents tentunya..
Kineta merupakan rental perlengkapan bayi yang berlokasi di Bogor. Namun saat ini, selain memberikan layanan rental perlengkapan bayi, kami juga menjual perlengkapan bayi second dengan kondisi yang baik dan juga menjual ex-gift dengan harga miring. :)
* Rental Perlengkapan Bayi
Menanti sang buah hati merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap parents, dan sudah tentu kita ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati kita nanti. Dalam merawat sang buah hati, kita memerlukan perlengkapan yang baik dan memadai bagi kenyamanan sang buah hati, sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang baik secara psikis dan motorik.
Kami memperkenalkan rental perlengkapan bayi untuk buah hati Anda. Karena saat ini harga-harga perlengkapan bayi cukup mahal dan hanya dipakai dalam periode tertentu saja, serta space yang dibutuhkan untuk penyimpanan memakan tempat, dengan menyewanya merupakan solusi pintar parents untuk buah hati Anda.
Sebagai informasi, barang-barang yang kami sewakan dalam kondisi baik, bersih dan tentunya steril karena kami melakukan sterilisasi khusus sebelum barang akan disewakan. Smart solutions bukan ??
* Jual Second & Ex-Gift
Jika parents bermaksud untuk memiliki barang-barang perlengkapan bayi dengan harga miring, namun masih dengan kondisi layak dan bersih, atau ingin memberikan kado kepada kolega yang sedang melahirkan, kami menyediakan beberapa pilihan yang bisa menjadi smart solutions. Ex Gift yang masih baik dan layak (masih tersegel) bisa jadi alternatif. Tidak perlu khawatir parents..karena barang-barang tersebut berkualitas dan bersih tentunya.
Salam hangat untuk buah hati Anda....
Kineta
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
==========================================================
Wednesday, January 27, 2010
Gemes...sayang..atau "KDRT" ?
Belum apa2 udah pengen senyum2 sendiri..Salma saking sayangnya sama dede rizan..or mungkin jg masih amazed dengan adanya makhluk yang ukurannya lebih kecil dari badan dia, jadinya salma gemes gituh..
Kalau udah ketemu dede rizan..langsung deh manggil2 .. "dede...dede". langsung pengen naik tempat tidur tempat dede rizan bobo. ngelus2 tangannya...ngelus2 rambutnya..ujung2nya "nyuntrung-in" dede rizannya tanpa disengaja.hihihihi...
yang pasti salma sudah merasakan sayang nih sama saudara barunya, cuman belum bisa melakukan "pengendalian diri".hehehe...dan yang ga kalah penting, salma jangan dulu minta adik yaaaaaa....nanti aja kalau salma udah besaran..hehehehe..
Categories
my blog
Tuesday, January 26, 2010
Stop Sunat Anak Perempuan!
Praktik sunat memang merupakan hal umum untuk anak lelaki. Namun kalangan kedokteran sendiri sangat tidak menganjurkannya untuk anak perempuan.
Pernahkah Anda menyaksikan satu episode Oprah Winfrey yang menayangkan praktik sirkumsisi pada anak perempuan di suatu daerah di Afrika? Praktik yang dilakukan berdasarkan tradisi turun temurun itu dilakukan dengan cara memotong klitoris. Di banyak daerah Indonesia, seperti Sumatra Barat, Madura, dan Sulawesi Selatan, praktik sunat perempuan masih menjadi tradisi.
Praktik sunat perempuan seringkali dikaitkan dengan agama, terutama Islam, meski hal ini masih mengundang pro dan kontra. Majelis Ulama Indonesia sendiri membolehkan namun bukan dengan mengiris apalagi memotong. Sementara dari segi media, sunat perempuan sangat tidak dianjurkan karena membahayakan.
Tidak Dikenal di Dunia Medis
Dr. Rudy Sutedja, Sp. B dari RS Siloam Kebon Jeruk dengan tegas menyatakan bahwa dalam standar pelayanan kesehatan, dunia medis tidak mengenal adanya sunat perempuan. “Di Afrika memang benar ada praktik sirkumsisi yang memotong klitoris, tetapi hal ini dilakukan lebih kepada pelaksanaan tradisi dalam budaya mereka dan tentunya sangat berisiko. Dunia medis sendiri hanya mengenal dan mengakui tindakan sirkumsisi untuk anak lelaki,” tuturnya.
Namun dokter spesialis bedah ini mengakui bahwa di Indonesia, terutama pada daerah-daerah pelosok masih ada masyarakat yang meminta tenaga medis melakukan tindakan sirkumsisi pada anak perempuan.
Tradisi dan Simbolis
Nyatanya, WHO (World Health Organization) bahkan menggolongkan tindakan ini sebagai female genital mutilation (FGM), tindakan yang berbeda dengan sunat pada pria (male circumcision). Merujuk pada WHO, FGM memiliki empat jenis metode. Metode pertama adalah clitoridectomy, yaitu pemotongan kulit di sekitar klitoris atau bagian yang bila ada pada penis disebut sebagai preputium, dengan atau tanpa mengiris/menggores bagian atau seluruh klitoris. Metode kedua disebut sebagai excision, berupa pemotongan klitoris disertai pemotongan sebagian atau seluruh labia minora. Yang ketiga adalah infibulation, berupa pemotongan bagian atau seluruh alat kelamin luar disertai penjahitan/penyempitan lubang vagina (infibulasi). Sementara metode terakhir berupa segala macam prosedur yang dilakukan pada genital untuk tujuan non-medis, penusukkan, perlubangan, atau pengirisan/penggoresan terhadap klitoris.
Di Indonesia sendiri, praktik FGM yang kerap disebut sebagai sunat perempuan ini terbagi dalam simbolik, yang berarti tidak ada penggoresan (insisi) atau penghilangan bagian (eksisi), dan praktik yang tergolong berbahaya, yaitu melakukan insisi atau eksisi sebagian jaringan organ genital. Berdasarkan hasil penelitian Population Council di enam provinsi di Indonesia pada 2001-2003, 28 persen masyarakat Indonesia melakukan sunat perempuan secara simbolik. “Praktik FGM simbolik ini biasanya dilakukan dengan melakukan sedikit goresan pada klitoris dan tidak membuang apapun. Tapi ada juga yang melakukannya benar-benar simbolis, misalnya bidan hanya menempelkan gunting di daerah labia minora,” tutur Dr. Rudy.
Tidak Bermanfaat
Kendati masih cukup banyak yang melakukannya, FGM sendiri juga tidak memiliki manfaat kesehatan seperti layaknya pada sunat pria. “Menggores saja sangat tidak dianjurkan, apalagi sampai memotong klitoris. Kemungkinan infeksi sangat bisa terjadi dan akibatnya bisa berisiko tinggi dan berbahaya,” tambah Dr. Rudy.
Dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM pun sependapat. “Secara medis, FGM tidak ada manfaatnya. Praktik yang terjadi selama ini memang tidak terlepas dari nilai kultur masyarakat saja,” tuturnya.
Tahun 1997, WHO beserta United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan United Nations Population Fund (UNFPA) menentang praktik FGM tersebut karena memang secara medis tidak diperlukan. Di Indonesia sendiri bahkan Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan mendukung semua usaha untuk menghapus pelaksanaan FGM dan mengusahakan agar Departemen Kesehatan menerbitkan larangan bagi petugas medis/paramedis, termasuk fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta, untuk tidak melakukan medikalisasi sunat pada perempuan.
********************
Dalam Pandangan Islam
Dalam suatu seminar tentang sunat perempuan, pada 7 Mei 2009, Dr. H. Asrarun Ni’am, MA mengemukakan bahwa fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) menyatakan bahwa sunat perempuan boleh dilakukan asa tidak menyimpang. MUI menegaskan batasan atau tata cara khitan perempuan seusia dengan ketentuan syariah, yaitu khitan perempuan dilakukan cukup dengan hanya menghilangkan selaput (jaldah atau praeputium) yang menutupi klitoris; dan khitan perempuan tidak boleh dilakukan secara berlebihan, seperti memotong atau melukai klitoris (insisi dan eksisi).
******************
Berisiko Tinggi
Tanpa ada manfaat dari segi medis, nyatanya FGM pun mendatangkan risiko kini dan jangka panjang.
• Nyeri luar biasa
• Perdarahan
• Tetanus
• Infeksi bakteri
• Air seni yang tertahan
• Luka terbuka di bagian kelamin
• Cedera jaringan genital
• Infeksi kandung kemih
• Kista
• Masalah infertilitas
• Kebutuhan akan tindakan operasi susulan di kemudian hari untuk pembenahan fungsi genital
Dicopy dari http://parentsindonesia.com/
Pernahkah Anda menyaksikan satu episode Oprah Winfrey yang menayangkan praktik sirkumsisi pada anak perempuan di suatu daerah di Afrika? Praktik yang dilakukan berdasarkan tradisi turun temurun itu dilakukan dengan cara memotong klitoris. Di banyak daerah Indonesia, seperti Sumatra Barat, Madura, dan Sulawesi Selatan, praktik sunat perempuan masih menjadi tradisi.
Praktik sunat perempuan seringkali dikaitkan dengan agama, terutama Islam, meski hal ini masih mengundang pro dan kontra. Majelis Ulama Indonesia sendiri membolehkan namun bukan dengan mengiris apalagi memotong. Sementara dari segi media, sunat perempuan sangat tidak dianjurkan karena membahayakan.
Tidak Dikenal di Dunia Medis
Dr. Rudy Sutedja, Sp. B dari RS Siloam Kebon Jeruk dengan tegas menyatakan bahwa dalam standar pelayanan kesehatan, dunia medis tidak mengenal adanya sunat perempuan. “Di Afrika memang benar ada praktik sirkumsisi yang memotong klitoris, tetapi hal ini dilakukan lebih kepada pelaksanaan tradisi dalam budaya mereka dan tentunya sangat berisiko. Dunia medis sendiri hanya mengenal dan mengakui tindakan sirkumsisi untuk anak lelaki,” tuturnya.
Namun dokter spesialis bedah ini mengakui bahwa di Indonesia, terutama pada daerah-daerah pelosok masih ada masyarakat yang meminta tenaga medis melakukan tindakan sirkumsisi pada anak perempuan.
Tradisi dan Simbolis
Nyatanya, WHO (World Health Organization) bahkan menggolongkan tindakan ini sebagai female genital mutilation (FGM), tindakan yang berbeda dengan sunat pada pria (male circumcision). Merujuk pada WHO, FGM memiliki empat jenis metode. Metode pertama adalah clitoridectomy, yaitu pemotongan kulit di sekitar klitoris atau bagian yang bila ada pada penis disebut sebagai preputium, dengan atau tanpa mengiris/menggores bagian atau seluruh klitoris. Metode kedua disebut sebagai excision, berupa pemotongan klitoris disertai pemotongan sebagian atau seluruh labia minora. Yang ketiga adalah infibulation, berupa pemotongan bagian atau seluruh alat kelamin luar disertai penjahitan/penyempitan lubang vagina (infibulasi). Sementara metode terakhir berupa segala macam prosedur yang dilakukan pada genital untuk tujuan non-medis, penusukkan, perlubangan, atau pengirisan/penggoresan terhadap klitoris.
Di Indonesia sendiri, praktik FGM yang kerap disebut sebagai sunat perempuan ini terbagi dalam simbolik, yang berarti tidak ada penggoresan (insisi) atau penghilangan bagian (eksisi), dan praktik yang tergolong berbahaya, yaitu melakukan insisi atau eksisi sebagian jaringan organ genital. Berdasarkan hasil penelitian Population Council di enam provinsi di Indonesia pada 2001-2003, 28 persen masyarakat Indonesia melakukan sunat perempuan secara simbolik. “Praktik FGM simbolik ini biasanya dilakukan dengan melakukan sedikit goresan pada klitoris dan tidak membuang apapun. Tapi ada juga yang melakukannya benar-benar simbolis, misalnya bidan hanya menempelkan gunting di daerah labia minora,” tutur Dr. Rudy.
Tidak Bermanfaat
Kendati masih cukup banyak yang melakukannya, FGM sendiri juga tidak memiliki manfaat kesehatan seperti layaknya pada sunat pria. “Menggores saja sangat tidak dianjurkan, apalagi sampai memotong klitoris. Kemungkinan infeksi sangat bisa terjadi dan akibatnya bisa berisiko tinggi dan berbahaya,” tambah Dr. Rudy.
Dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM pun sependapat. “Secara medis, FGM tidak ada manfaatnya. Praktik yang terjadi selama ini memang tidak terlepas dari nilai kultur masyarakat saja,” tuturnya.
Tahun 1997, WHO beserta United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan United Nations Population Fund (UNFPA) menentang praktik FGM tersebut karena memang secara medis tidak diperlukan. Di Indonesia sendiri bahkan Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan mendukung semua usaha untuk menghapus pelaksanaan FGM dan mengusahakan agar Departemen Kesehatan menerbitkan larangan bagi petugas medis/paramedis, termasuk fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta, untuk tidak melakukan medikalisasi sunat pada perempuan.
********************
Dalam Pandangan Islam
Dalam suatu seminar tentang sunat perempuan, pada 7 Mei 2009, Dr. H. Asrarun Ni’am, MA mengemukakan bahwa fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) menyatakan bahwa sunat perempuan boleh dilakukan asa tidak menyimpang. MUI menegaskan batasan atau tata cara khitan perempuan seusia dengan ketentuan syariah, yaitu khitan perempuan dilakukan cukup dengan hanya menghilangkan selaput (jaldah atau praeputium) yang menutupi klitoris; dan khitan perempuan tidak boleh dilakukan secara berlebihan, seperti memotong atau melukai klitoris (insisi dan eksisi).
******************
Berisiko Tinggi
Tanpa ada manfaat dari segi medis, nyatanya FGM pun mendatangkan risiko kini dan jangka panjang.
• Nyeri luar biasa
• Perdarahan
• Tetanus
• Infeksi bakteri
• Air seni yang tertahan
• Luka terbuka di bagian kelamin
• Cedera jaringan genital
• Infeksi kandung kemih
• Kista
• Masalah infertilitas
• Kebutuhan akan tindakan operasi susulan di kemudian hari untuk pembenahan fungsi genital
Dicopy dari http://parentsindonesia.com/
Categories
Important News
Punya adik sepupu baru sekaligus 2!!
Wah..bulan ini salah satu bulan yang membahagiakan untuk salma dan keluarga karena salma punya adik sepupu langsung duaaa !!! hebat benner...
Ceritanya berawal dari adik kandung mamah dan papah salma yang masing2 nikahnya cuman terpaut 1 minggu...eeeeehhh...hamilnya barengan juga..alhasil, lahiran si baby nya juga ternyata hanya selisih 1 hari. Alhamdulillah dan juga takjub karena tiba-tiba langsung nambah keponakan baru dua baby sekaligus..hihihihi..
Baby yang duluan lahir *itupun karena nyalip ditikungan alias maju 2 minggu dari perkiraan dokter* adalah baby adinda Ari dan Cani yang lahiran tanggal 7 Januari 2010. En menyusul baby adinda iin dan ari *lagi-lagi namanya aja sampai sama...Oh God! * yang lahiran tanggal 8 Januari 2010.
Selidik punya selidik, nama those cute babies akhirnya dirumuskan.hehehe..Ari-Cani ngasih nama buah hatinya Sandiya Fathin Audric (panggilannya Audric) sementara Ari-Iin ngasih nama buah hatinya Rizan Ammar Fathih (panggilannya Rizan)..
And agaiiinnnn...nama anak2nya ada kata "Fathin/fathih-nya"...hihihihi..serba sama or serba kebetulan dapet inspirasinya bareng. untung aja nama panggilan anaknya ga sama, kalau sama juga...udah deh, dapet payung cantik untuk mereka berempat dari Kineta *Nah Loh! *
Kami sebagai kakak-kakaknya sangat amat turut berbahagia atas kelahiran dede2 yang lucu ini. semoga menjadi anak2 yang sholeh, berbakti sama orang tua dan bisa menjadi berkah bagi kedua orang tuanya. Amin. dan pastinya Salma pun menjadi kakak sepupu dengan jumlah adik saat ini 4 orang !! wuihhh...kecil-kecil adeknya udah 4 orang. hehehehe...
Categories
my blog
Saturday, January 23, 2010
Kiat sukses ASI Ekslusif untuk Bunda Bekerja
Dear Parents, semoga kita tak pernah kehilangan ide kreatif dalam mendidik anak-anak kita....
Saya lanjutkan cerita yang belum tuntas dulu ya, semoga bermanfaat....
ASI kita ketahui adalah cairan terbaik di dunia ini, tidak ada satupun susu makhluk Allah lainya yang mampu menandinginya walau semahal apapun atau sehebat apapun iklanya di media massa....
Keyakinan ini tertanam di dalam otak saya dan pemahaman ini menuntun sikap saya walaupun berat saya lalui....
Jadi jika bunda bekerja ingin tetap memberikan ASI ekslusif sambil bekekrja, tanamkan dulu dalam pikiran bunda bawah :
1. ASI is the best
2. Mimpikan bunda punya anak yang sehat dan cerdas
3. Ini tidak sulit, orang lain bisa, saya juga pasti bisa
4. Saya pasti mampu melakukannya, walau seberat apapun rintangannya.
5. Suami saya pasti mendukung....
Oke, jika itu sudah tertanam dalam otak bawah sadar bunda, maka memberi ASI walau bunda bekerja akan mudah semudah bunda melakukan aktifitas lainnya.....
Bagaimana caranya?
1. Sebelum masa cuti habis (minimal 15 hari) bunda dapat memulai memerah ASI. Saya menganjurkan manual dengan tangan saja. Untuk memudahkan dapat gunakan metode marmet. Pengalaman saya 15 menit biasanya dapat 150-200 cc
2. Lakukan pemerahan minimal 3 kali sehari dan beri kode.
3. Gunakan metode firs in firs out dalam menyimpan ASI perah di frezer.
4. Beli botol-botol kecil (minimal 1 lusin) untuk menyimpan ASI perah
5. Ambil satu botol dari frezer, jangan lansung dipanaskan, tapi letakkan dulu di kulkas bagian bawah. Jika sudah mencair, letakkan disuhu ruangan (ASI bisa bertahan 6 jam di suhu ruangan). Jika ingin memberikan pada bayi botol bisa di rendam dalam air hangat dalam mangkok. Jangan memanaskan ASI perah di atas kompor.
7. Sedapat mungkin gunakan sendok atau cangkir khusus yang memang di desain untuk memberikan ASI perah.
8. Berikan ASI perah on demand (sesuka hati bayi, jangan dibatasi)
9. ASI perah diberikan hanya jika bunda berjauhan dengan bayi.
10. Agar produksi melimpah, sebelum memerah jangan lupa pijat dulu PD-nya, punggungnya dan tentunya botol n tangan harus steril....
11. Lakukan ini minimal sampai bayi 2 tahun
Oke bunda, sebagai catatan saja biar bunda semangat. Ketika anak pertama saya baru umur antara 7-8 bulan saya hamil lagi. Saya tidak memberhentikannya ASI. Kakak tetap saya beri ASI sampai kakak sendiri yang memutskan berhenti kira-kira umur 3 tahun 3 bulan. (Itu yang disebut ASI tandem). Padahal waktu itu saya sedang menyelesaikan program doktor saya, membuat semacam TPA untuk anak-anak tetangga, mendirikan Sekolah Ibu, aktif sebagai daiyah, menulis, dan terakhir waktu itu aktif sebagai voter education membantu KPU mensosialisasikan cara mencontreng.
Alhamdulillah tak terasa ternyata saya bisa. Kalau saya bisa, tentu bunda sekalian juga bisa toh. Jangan menyerah dan putus asa.......
ya bunda
Dr. Yesi Elsandra
Ibu rumah tangga
Konselor laktasi
Trainer n motivator
Penulis
Dosen STIE Dharma Andalas Padang
Dosen Pascasarjana Universitas Andalas Padang
Dosen Pascasarjana Universitas Bung Hatta Padang
dikutip dari Group Smart Parenting
Saya lanjutkan cerita yang belum tuntas dulu ya, semoga bermanfaat....
ASI kita ketahui adalah cairan terbaik di dunia ini, tidak ada satupun susu makhluk Allah lainya yang mampu menandinginya walau semahal apapun atau sehebat apapun iklanya di media massa....
Keyakinan ini tertanam di dalam otak saya dan pemahaman ini menuntun sikap saya walaupun berat saya lalui....
Jadi jika bunda bekerja ingin tetap memberikan ASI ekslusif sambil bekekrja, tanamkan dulu dalam pikiran bunda bawah :
1. ASI is the best
2. Mimpikan bunda punya anak yang sehat dan cerdas
3. Ini tidak sulit, orang lain bisa, saya juga pasti bisa
4. Saya pasti mampu melakukannya, walau seberat apapun rintangannya.
5. Suami saya pasti mendukung....
Oke, jika itu sudah tertanam dalam otak bawah sadar bunda, maka memberi ASI walau bunda bekerja akan mudah semudah bunda melakukan aktifitas lainnya.....
Bagaimana caranya?
1. Sebelum masa cuti habis (minimal 15 hari) bunda dapat memulai memerah ASI. Saya menganjurkan manual dengan tangan saja. Untuk memudahkan dapat gunakan metode marmet. Pengalaman saya 15 menit biasanya dapat 150-200 cc
2. Lakukan pemerahan minimal 3 kali sehari dan beri kode.
3. Gunakan metode firs in firs out dalam menyimpan ASI perah di frezer.
4. Beli botol-botol kecil (minimal 1 lusin) untuk menyimpan ASI perah
5. Ambil satu botol dari frezer, jangan lansung dipanaskan, tapi letakkan dulu di kulkas bagian bawah. Jika sudah mencair, letakkan disuhu ruangan (ASI bisa bertahan 6 jam di suhu ruangan). Jika ingin memberikan pada bayi botol bisa di rendam dalam air hangat dalam mangkok. Jangan memanaskan ASI perah di atas kompor.
7. Sedapat mungkin gunakan sendok atau cangkir khusus yang memang di desain untuk memberikan ASI perah.
8. Berikan ASI perah on demand (sesuka hati bayi, jangan dibatasi)
9. ASI perah diberikan hanya jika bunda berjauhan dengan bayi.
10. Agar produksi melimpah, sebelum memerah jangan lupa pijat dulu PD-nya, punggungnya dan tentunya botol n tangan harus steril....
11. Lakukan ini minimal sampai bayi 2 tahun
Oke bunda, sebagai catatan saja biar bunda semangat. Ketika anak pertama saya baru umur antara 7-8 bulan saya hamil lagi. Saya tidak memberhentikannya ASI. Kakak tetap saya beri ASI sampai kakak sendiri yang memutskan berhenti kira-kira umur 3 tahun 3 bulan. (Itu yang disebut ASI tandem). Padahal waktu itu saya sedang menyelesaikan program doktor saya, membuat semacam TPA untuk anak-anak tetangga, mendirikan Sekolah Ibu, aktif sebagai daiyah, menulis, dan terakhir waktu itu aktif sebagai voter education membantu KPU mensosialisasikan cara mencontreng.
Alhamdulillah tak terasa ternyata saya bisa. Kalau saya bisa, tentu bunda sekalian juga bisa toh. Jangan menyerah dan putus asa.......
ya bunda
Dr. Yesi Elsandra
Ibu rumah tangga
Konselor laktasi
Trainer n motivator
Penulis
Dosen STIE Dharma Andalas Padang
Dosen Pascasarjana Universitas Andalas Padang
Dosen Pascasarjana Universitas Bung Hatta Padang
dikutip dari Group Smart Parenting
Categories
Important News,
tips
Thursday, January 7, 2010
Batita Berolah Raga, Mengapa Tidak?
Ingin pertumbuhan balita Anda optimal? Gampang saja kok. Dan, olahraga adalah salah satu sarananya. Cuma, pilihan jenis olahraga musti benar-benar pas.
Siapa sih yang akan menyangkal kalau olahraga penting bagi tubuh? Apalagi, dengan latihan yang teratur, kemampuan kerja jantung serta paru akan meningkat. Peredaran darah pun jadi lancar. Cuma ini saja?
Taklah. Olahraga juga bisa membuat sistem kerja organ tubuh bekerja secara optimal. Enggak heran, kalau orang yang rajin berolahraga sejak usia muda punya daya tahan tubuh yang kuat dan tidak mudah terpapar penyakit. Bagaimana dengan balita?
Ada manfaat khususnya
Bagi anak usia di bawah 5 tahun, olahraga memiliki manfaat yang lebih khusus lagi. Apa artinya? Gerakan-gerakan yang biasa dilakukan dalam olahraga, seperti berlari, melompat, melempar, atau menendang, tidak semata-mata menyehatkan si kecil saja, akan tetapi merangsang pula pertumbuhan tulang-tulang serta otot-ototnya hingga optimal. Yang pasti nih, bukan hanya kekuatan tulang yang meningkat, namun juga kepadatan tulangnya. Semua ini memang sudah harus ‘ditabung’ sejak masa bayi. Bagaimana dengan otot-ototnya? Kelenturan otot-otot si kecil bertambah juga.
Asal tahu saja, olahraga dapat membuat hormon-hormon dalam tubuh mungilnya bekerja dengan baik. Bahkan, dengan rajin berolahraga, si kecil bisa terhindar dari obesitas (kegemukan) plus penyakit yang biasa menyertainya. Misalnya, gangguan jantung atau diabetes melitus (penyakit gula atau kencing manis).
Ada lagi? Ada. Secara psikis, anak yang rajin berolahraga, apalagi bila dilakukan bersama-sama teman sebaya, mudah bersosialisasi, selalu ceria, bersikap positif, serta tidak mudah murung dan depresi.
Memang masih serba terbatas
Meski latihan olahraga dapat menunjang pertumbuhan si kecil, Anda perlu ekstra hati-hati plus jeli dalam memilihkan jenis olahraga untuknya. Kenapa sih?
Secara umum, kemampuan si kecil masih sangat terbatas, baik fisik (gerak motoriknya), psikis, dan kemampuannya berkomunikasi. Sementara Anda tentu saja tahu, bahwa kebanyakan jenis olahraga menuntut kemampuan gerak fisik dan kesiapan psikis yang mantap. Kalau sudah begini, apa jalan ke luarnya?
Pertama-tama, coba perhatikan dulu gerak-gerik si kecil di rumah. Berikut beberapa keterampilan yang umum dikuasai oleh balita:
* Usia 1-3 tahun
Anak usia ini baru mulai menguasai keterampilan berdiri, berjalan, dan berlari. Awalnya, ia berjalan agak ‘sempoyongan’ dan tidak kenal arah. Ia belum tahu apa itu belok kiri atau belok kanan. Pokoknya, ia hanya bisa berjalan lurus sampai akhirnya tibalah di pelukan Anda. Secara perlahan, ia akan makin pintar berbelok. Cuma, ancang-ancangnya masih heboh. Untuk berbelok, ia harus membuat lingkaran yang lebar dulu.
Memasuki usia 3 tahun, barulah ia mampu membelokkan tubuhnya secara tiba-tiba ke kiri atau kanan ketika berjalan atau berlari. Ia juga sudah mulai bisa melompat dengan kedua kakinya, dan ‘mendarat’ sambil sedikit membungkukkan badannya.
Masih ada lagi lho. Batita alias di bawah 3 tahun mulai gemar berlari, melempar dan menangkap, serta menendang. Umumnya, ia akan melempar dan menangkap bola dengan kedua tangannya. Hanya saja, saat menangkap, ia akan mendekapkan tangan serta bola ke dadanya. Ia memang belum piawai melempar dan menangkap dengan satu tangan. Dan, meski ia sering memamerkan kebolehannya dalam menendang, tendangannya belum terarah. Lebih banyak meleset ke sana sini.
* Usia 3 tahun
Si kecil baru mampu menerima dan mencerna instruksi yang sangat sederhana. Bila instruksi Anda terlalu rumit, ia malah tidak mengerti dan juga cepat bosan. Akhirnya, olahraga bukan lagi sesuatu yang fun . Rentang konsentrasinya juga masih pendek. Itu sebabnya, ia masih sulit diarahkan dan lebih suka bergerak ‘semau-maunya’.
* Menjelang usia 5 tahun
Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan kekuatan tubuh serta kemampuan berkomunikasi, si kecil biasanya sudah lebih mampu menguasai dan mengendalikan gerak tubuhnya. Ia juga mulai bisa menerima dan lebih oke dalam mencerna ‘instruksi’. Ada tapinya nih. Bentuk ‘instruksi’ harus tetap sederhana. Lalu, rentang konsentrasinya lumayan meningkat, hingga sekitar 5-10 menit.
Setelah melihat proses perkembangan kemampuan balita, barulah Anda bisa menentukan kira-kira jenis olahraga yang paling cocok untuknya. Tentu saja, ada rambu-rambu yang masih perlu ditaati
Bermain, bermain, dan bermain
Sebenarnya, tujuan berolahraga pada balita adalah merangsang perkembangan fisik dan kemampuan psikisnya secara menyeluruh. Intinya, si kecil bergerak, namun sekaligus jadi senang dan ceria. Jadi, usia ini baru merupakan tahap persiapan bagi si kecil untuk melakukan gerakan-gerakan dasar dari jenis olahraga yang sesungguhnya. Biasanya, anak baru piawai melakukannya dengan benar di usia 6 tahun ke atas.
Makanya, bentuk olahraga yang paling pas untuk balita adalah latihan gerak yang sesuai tahap kemampuannya serta (ini perlu jadi perhatian khusus…) dilakukan sambil bermain. Kalau belum apa-apa, si kecil sudah dijejali dengan seabrek peraturan yang kaku atau gerakannya sulit sampai ia frustasi, bisa-bisa aktivitas ini langsung dicoret dari daftar rutinitasnya. Jadi, jangan minta anak untuk memukul bola kasti, misalnya, bila koordinasi antara gerak mata dan anggota tubuh lainnya belum kompak.
Untuk mudahnya, ajak si kecil berolah tubuh melalui tahapan berikut:
* Mulailah dari variasi gerak berjalan, seperti berjalan melingkar mengikuti irama lagu.
* Lanjutkan dengan variasi gerakan melompat. Misalnya, melompat hadap ke kiri, lalu hadap ke kanan.
* Setelah itu, barulah latih keseimbangan tubuh si kecil. Caranya, variasi gerak dari duduk lalu berdiri, berdiri dengan satu kaki dan tangan terentang, berjalan sambil berjinjit, atau telentang di lantai lalu berguling ke kiri dan kanan.
Sebagai catatan nih, bergerak sambil meniru flora atau fauna yang ada di alam sekitar, seperti pohon bergoyang diterpa angin, kepiting berjalan, atau bangau berdiri, biasanya jadi gerakan favorit si 3 tahun. Meski begitu, melompat seolah-olah ingin mengambil awan di langit, merangkak seperti kereta api masuk terowongan, memasukkan bola-bola kecil ke dalam keranjang, atau berlari sambil memindahkan bola juga sangat menarik minatnya.
Pada umur 5 tahun, biasanya si kecil mulai senang bermain lempar dan tangkap bola dengan teman, menendang bola ke arah ‘gawang’, serta bermain sepeda. Bahkan, beberapa anak usia ini punya keterampilan motorik serta keseimbangan yang sangat baik. Banyak pula yang jago sepatu roda atau berenang.
Bagaimanapun, proses perkembangan anak sangat bergantung pada faktor genetik plus rangsangan dari lingkungannya. Jadi, tak ada gunanya menetapkan target tertentu, apalagi sampai mengharapkan prestasi gemilang dari balita Anda. Juga, jangan sekali-kali membanding-bandingkan kemampuan si kecil dengan balita lain. Setiap anak itu unik. Biarkan ia terus mengejutkan Anda begitu mahir menguasai keterampilan tertentu
Perhatikan Rambu-rambunya
* Balita bukan miniatur dewasa . Jadi, berikan latihan yang sesuai kemampuan anak. Juga, meski usia sama, belum tentu kemampuan tiap anak sama.
* Tujuan utama berolahraga adalah melatih dan meningkatkan kemampuan motorik dasar , seperti merangkak, berjalan, melompat, berlari, berguling, melempar, dan menendang.
* Latihan dengan teratur . Meski begitu, ini bukan berarti Anda harus memaksa anak untuk berolahraga setiap hari. Harus ada waktu antaranya. Misalnya, seminggu 2 kali.
* Latihan harus terukur . Batasi waktunya. Perhatikan kekuatan balita. Jangan sampai ia terlalu lelah dan lemas setelahnya.
* Pemanasan di awal dan pendinginan di akhir latihan . Berikan gerakan-gerakan ringan untuk melemaskan otot, dari kepala hingga kaki. Dengan begitu, organ tubuh anak tetap terjaga. Biar lebih bersemangat, biarkan ia berolah tubuh sambil diiringi musik.
* Beri semangat dan pujian, ketika si kecil sedang berusaha melakukan suatu gerakan. Ini akan menambah kepercayaan dirinya.
(Ayah Bunda)
Dikutip dari http://www.balita-anda.com/
Siapa sih yang akan menyangkal kalau olahraga penting bagi tubuh? Apalagi, dengan latihan yang teratur, kemampuan kerja jantung serta paru akan meningkat. Peredaran darah pun jadi lancar. Cuma ini saja?
Taklah. Olahraga juga bisa membuat sistem kerja organ tubuh bekerja secara optimal. Enggak heran, kalau orang yang rajin berolahraga sejak usia muda punya daya tahan tubuh yang kuat dan tidak mudah terpapar penyakit. Bagaimana dengan balita?
Ada manfaat khususnya
Bagi anak usia di bawah 5 tahun, olahraga memiliki manfaat yang lebih khusus lagi. Apa artinya? Gerakan-gerakan yang biasa dilakukan dalam olahraga, seperti berlari, melompat, melempar, atau menendang, tidak semata-mata menyehatkan si kecil saja, akan tetapi merangsang pula pertumbuhan tulang-tulang serta otot-ototnya hingga optimal. Yang pasti nih, bukan hanya kekuatan tulang yang meningkat, namun juga kepadatan tulangnya. Semua ini memang sudah harus ‘ditabung’ sejak masa bayi. Bagaimana dengan otot-ototnya? Kelenturan otot-otot si kecil bertambah juga.
Asal tahu saja, olahraga dapat membuat hormon-hormon dalam tubuh mungilnya bekerja dengan baik. Bahkan, dengan rajin berolahraga, si kecil bisa terhindar dari obesitas (kegemukan) plus penyakit yang biasa menyertainya. Misalnya, gangguan jantung atau diabetes melitus (penyakit gula atau kencing manis).
Ada lagi? Ada. Secara psikis, anak yang rajin berolahraga, apalagi bila dilakukan bersama-sama teman sebaya, mudah bersosialisasi, selalu ceria, bersikap positif, serta tidak mudah murung dan depresi.
Memang masih serba terbatas
Meski latihan olahraga dapat menunjang pertumbuhan si kecil, Anda perlu ekstra hati-hati plus jeli dalam memilihkan jenis olahraga untuknya. Kenapa sih?
Secara umum, kemampuan si kecil masih sangat terbatas, baik fisik (gerak motoriknya), psikis, dan kemampuannya berkomunikasi. Sementara Anda tentu saja tahu, bahwa kebanyakan jenis olahraga menuntut kemampuan gerak fisik dan kesiapan psikis yang mantap. Kalau sudah begini, apa jalan ke luarnya?
Pertama-tama, coba perhatikan dulu gerak-gerik si kecil di rumah. Berikut beberapa keterampilan yang umum dikuasai oleh balita:
* Usia 1-3 tahun
Anak usia ini baru mulai menguasai keterampilan berdiri, berjalan, dan berlari. Awalnya, ia berjalan agak ‘sempoyongan’ dan tidak kenal arah. Ia belum tahu apa itu belok kiri atau belok kanan. Pokoknya, ia hanya bisa berjalan lurus sampai akhirnya tibalah di pelukan Anda. Secara perlahan, ia akan makin pintar berbelok. Cuma, ancang-ancangnya masih heboh. Untuk berbelok, ia harus membuat lingkaran yang lebar dulu.
Memasuki usia 3 tahun, barulah ia mampu membelokkan tubuhnya secara tiba-tiba ke kiri atau kanan ketika berjalan atau berlari. Ia juga sudah mulai bisa melompat dengan kedua kakinya, dan ‘mendarat’ sambil sedikit membungkukkan badannya.
Masih ada lagi lho. Batita alias di bawah 3 tahun mulai gemar berlari, melempar dan menangkap, serta menendang. Umumnya, ia akan melempar dan menangkap bola dengan kedua tangannya. Hanya saja, saat menangkap, ia akan mendekapkan tangan serta bola ke dadanya. Ia memang belum piawai melempar dan menangkap dengan satu tangan. Dan, meski ia sering memamerkan kebolehannya dalam menendang, tendangannya belum terarah. Lebih banyak meleset ke sana sini.
* Usia 3 tahun
Si kecil baru mampu menerima dan mencerna instruksi yang sangat sederhana. Bila instruksi Anda terlalu rumit, ia malah tidak mengerti dan juga cepat bosan. Akhirnya, olahraga bukan lagi sesuatu yang fun . Rentang konsentrasinya juga masih pendek. Itu sebabnya, ia masih sulit diarahkan dan lebih suka bergerak ‘semau-maunya’.
* Menjelang usia 5 tahun
Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan kekuatan tubuh serta kemampuan berkomunikasi, si kecil biasanya sudah lebih mampu menguasai dan mengendalikan gerak tubuhnya. Ia juga mulai bisa menerima dan lebih oke dalam mencerna ‘instruksi’. Ada tapinya nih. Bentuk ‘instruksi’ harus tetap sederhana. Lalu, rentang konsentrasinya lumayan meningkat, hingga sekitar 5-10 menit.
Setelah melihat proses perkembangan kemampuan balita, barulah Anda bisa menentukan kira-kira jenis olahraga yang paling cocok untuknya. Tentu saja, ada rambu-rambu yang masih perlu ditaati
Bermain, bermain, dan bermain
Sebenarnya, tujuan berolahraga pada balita adalah merangsang perkembangan fisik dan kemampuan psikisnya secara menyeluruh. Intinya, si kecil bergerak, namun sekaligus jadi senang dan ceria. Jadi, usia ini baru merupakan tahap persiapan bagi si kecil untuk melakukan gerakan-gerakan dasar dari jenis olahraga yang sesungguhnya. Biasanya, anak baru piawai melakukannya dengan benar di usia 6 tahun ke atas.
Makanya, bentuk olahraga yang paling pas untuk balita adalah latihan gerak yang sesuai tahap kemampuannya serta (ini perlu jadi perhatian khusus…) dilakukan sambil bermain. Kalau belum apa-apa, si kecil sudah dijejali dengan seabrek peraturan yang kaku atau gerakannya sulit sampai ia frustasi, bisa-bisa aktivitas ini langsung dicoret dari daftar rutinitasnya. Jadi, jangan minta anak untuk memukul bola kasti, misalnya, bila koordinasi antara gerak mata dan anggota tubuh lainnya belum kompak.
Untuk mudahnya, ajak si kecil berolah tubuh melalui tahapan berikut:
* Mulailah dari variasi gerak berjalan, seperti berjalan melingkar mengikuti irama lagu.
* Lanjutkan dengan variasi gerakan melompat. Misalnya, melompat hadap ke kiri, lalu hadap ke kanan.
* Setelah itu, barulah latih keseimbangan tubuh si kecil. Caranya, variasi gerak dari duduk lalu berdiri, berdiri dengan satu kaki dan tangan terentang, berjalan sambil berjinjit, atau telentang di lantai lalu berguling ke kiri dan kanan.
Sebagai catatan nih, bergerak sambil meniru flora atau fauna yang ada di alam sekitar, seperti pohon bergoyang diterpa angin, kepiting berjalan, atau bangau berdiri, biasanya jadi gerakan favorit si 3 tahun. Meski begitu, melompat seolah-olah ingin mengambil awan di langit, merangkak seperti kereta api masuk terowongan, memasukkan bola-bola kecil ke dalam keranjang, atau berlari sambil memindahkan bola juga sangat menarik minatnya.
Pada umur 5 tahun, biasanya si kecil mulai senang bermain lempar dan tangkap bola dengan teman, menendang bola ke arah ‘gawang’, serta bermain sepeda. Bahkan, beberapa anak usia ini punya keterampilan motorik serta keseimbangan yang sangat baik. Banyak pula yang jago sepatu roda atau berenang.
Bagaimanapun, proses perkembangan anak sangat bergantung pada faktor genetik plus rangsangan dari lingkungannya. Jadi, tak ada gunanya menetapkan target tertentu, apalagi sampai mengharapkan prestasi gemilang dari balita Anda. Juga, jangan sekali-kali membanding-bandingkan kemampuan si kecil dengan balita lain. Setiap anak itu unik. Biarkan ia terus mengejutkan Anda begitu mahir menguasai keterampilan tertentu
Perhatikan Rambu-rambunya
* Balita bukan miniatur dewasa . Jadi, berikan latihan yang sesuai kemampuan anak. Juga, meski usia sama, belum tentu kemampuan tiap anak sama.
* Tujuan utama berolahraga adalah melatih dan meningkatkan kemampuan motorik dasar , seperti merangkak, berjalan, melompat, berlari, berguling, melempar, dan menendang.
* Latihan dengan teratur . Meski begitu, ini bukan berarti Anda harus memaksa anak untuk berolahraga setiap hari. Harus ada waktu antaranya. Misalnya, seminggu 2 kali.
* Latihan harus terukur . Batasi waktunya. Perhatikan kekuatan balita. Jangan sampai ia terlalu lelah dan lemas setelahnya.
* Pemanasan di awal dan pendinginan di akhir latihan . Berikan gerakan-gerakan ringan untuk melemaskan otot, dari kepala hingga kaki. Dengan begitu, organ tubuh anak tetap terjaga. Biar lebih bersemangat, biarkan ia berolah tubuh sambil diiringi musik.
* Beri semangat dan pujian, ketika si kecil sedang berusaha melakukan suatu gerakan. Ini akan menambah kepercayaan dirinya.
(Ayah Bunda)
Dikutip dari http://www.balita-anda.com/
Categories
Important News,
tips
"Renegade" cilik
Apakah Moms inget film "Renegade" waktu masih muda dulu ? hehehe..
Kalau saya liat foto salma yang ini, saya jadi ngebayangin Renegade yg diperankan sama Lorenzo Lamaz itu. cuman bedanya orangnya ini masih cilik. Foto diambil pas acara ulang tahun salma ke-1. salah satu entertain yang diberikan oleh penyelenggara *ciyeee*..adalah naik odong-odong gratis yang sudah dibooking oleh mamah salma dari 2 minggu sebelumnya. ternyata antusiasme anak-anak..plus ibu-nya tentunya..cukup tinggi. apalagi odong-odong ini sekarang sedang ngetrend...yaachhhh...kayak busway nya krucil aja.hihihihi..
Buat catatan aja siapa tau taun-taun depan ga ada. tarif odong-odong per Desember 2009 adalah 500 rupiah per anak per lagu. itu kalau odong-odongnya milik pribadi. nahhh, ternyata kalau odong-odongnya sewaan, harganya dua kali lipat. jadi 1000 rupiah per anak per lagu. yaaaah..lumayan murmer..dan menghibur pula!
Categories
my blog
Salma "officially" bisa jalan
Deg degan juga pengen tau kapan salma bisa jalan. soalnya sepantaran dia yang umurnya cuman beda 3 hari, udh bisa jalan dari usia 11 bulan. Memang sih salma bisa ngomong duluan dan manjat duluan,tapi pas ngeliat ada teman sepantarannya yang bisa jalan..jadi agak2 kepengen juga liat salma bisa jalan.
Genap di usianya yang 1 tahun, salma melengkapi kemampuannya dengan mulai lancar berjalannya. bahkan tanpa liat-liat permukaan, dia maen jalan ajah padahal lagi diatas kasur or diatas permukaan yang ga rata de el el...trus lucunya salma, kalau lagi jalan pengennya ngebut..kyk agak lari gitu, padahal jalan juga masih limbung2 dikit..hehehe..ampun deh, namanya juga kineta...
Categories
my blog
Tuesday, January 5, 2010
TB tak bisa sembuh?
Lindungi anak dari TB
Pegawai mertua saya menderita TB (tuberculosis), dan anak saya yang berusia 2,5 tahun sering bermain dengannya. Saya khawatir ia akan tertular... Benarkah penderita TB tidak bisa benar-benar sembuh?
Tidak benar kalau dikatakan TB tidak bisa disembuhkan. TB bisa sembuh karena obatnya sudah ada sejak lama. Tentu saja, dengan catatan, terapi dilaksanakan dengan disiplin dan semua instruksi dokter dipatuhi. Bukan apa-apa, terapi TB cukup lama (6-9 bulan) dan orang sering tidak patuh. Akibatnya, penyakit tidak teratasi dengan tuntas.
Kuman TB ditularkan melalui droplet infection (partikel kecil yang keluar saat pasien TB batuk atau bersin). Penularannya tidak semudah yang sering orang duga. Berpapasan, berjabatan tangan, ngobrol, serta makan dan minum bersama tidak membuat kuman ditularkan. Penularan TB terjadi melalui kontak erat dalam jangka waktu cukup lama.
Inilah yang perlu Anda perhatikan:
1. Apakah si kecil melakukan kontak erat dengan pasien tersebut?
Misalnya, sering bermain bersama, digendong, dipeluk, atau dicium? Ataukah hanya sesekali saja anak benar-benar berdekatan dengannya? Kalau ya, rasanya Anda tak perlu terlalu cemas.
2. Apakah pasien menjalankan terapi pengobatannya secara teratur dan disiplin, atau bahkan sudah selesai terapi?
Ini yang sangat penting. Ketika seseorang menderita TB, sesudah 2 minggu menjalani pengobatan ia sudah tidak lagi menulari lingkungannya.
3.Anak Anda sudah diimunisasi BCG?
Imunisasi BCG akan melindunginya dari kemungkinan terkena TB berat, yaitu TB di selaput otak dan TB menyeluruh di paru.
4.Bagaimana status pengobatan pasien tersebut?
Jangan ragu bertanya akan hal ini pada pasien. Bila semuanya sudah ia laksanakan sesuai aturan, Anda tidak perlu cemas dan mengisolasinya.
5.Anda masih ragu?
Tanyakan pada dokter anak Anda. Apakah si kecil perlu di-screening dengan menjalani pemeriksaan yang disebut tes Mantoux? Ini untuk memastikan apakah anak bebas dari TB atau tidak.**
Dikutip dari : http://www.parenting.co.id/
Pegawai mertua saya menderita TB (tuberculosis), dan anak saya yang berusia 2,5 tahun sering bermain dengannya. Saya khawatir ia akan tertular... Benarkah penderita TB tidak bisa benar-benar sembuh?
Tidak benar kalau dikatakan TB tidak bisa disembuhkan. TB bisa sembuh karena obatnya sudah ada sejak lama. Tentu saja, dengan catatan, terapi dilaksanakan dengan disiplin dan semua instruksi dokter dipatuhi. Bukan apa-apa, terapi TB cukup lama (6-9 bulan) dan orang sering tidak patuh. Akibatnya, penyakit tidak teratasi dengan tuntas.
Kuman TB ditularkan melalui droplet infection (partikel kecil yang keluar saat pasien TB batuk atau bersin). Penularannya tidak semudah yang sering orang duga. Berpapasan, berjabatan tangan, ngobrol, serta makan dan minum bersama tidak membuat kuman ditularkan. Penularan TB terjadi melalui kontak erat dalam jangka waktu cukup lama.
Inilah yang perlu Anda perhatikan:
1. Apakah si kecil melakukan kontak erat dengan pasien tersebut?
Misalnya, sering bermain bersama, digendong, dipeluk, atau dicium? Ataukah hanya sesekali saja anak benar-benar berdekatan dengannya? Kalau ya, rasanya Anda tak perlu terlalu cemas.
2. Apakah pasien menjalankan terapi pengobatannya secara teratur dan disiplin, atau bahkan sudah selesai terapi?
Ini yang sangat penting. Ketika seseorang menderita TB, sesudah 2 minggu menjalani pengobatan ia sudah tidak lagi menulari lingkungannya.
3.Anak Anda sudah diimunisasi BCG?
Imunisasi BCG akan melindunginya dari kemungkinan terkena TB berat, yaitu TB di selaput otak dan TB menyeluruh di paru.
4.Bagaimana status pengobatan pasien tersebut?
Jangan ragu bertanya akan hal ini pada pasien. Bila semuanya sudah ia laksanakan sesuai aturan, Anda tidak perlu cemas dan mengisolasinya.
5.Anda masih ragu?
Tanyakan pada dokter anak Anda. Apakah si kecil perlu di-screening dengan menjalani pemeriksaan yang disebut tes Mantoux? Ini untuk memastikan apakah anak bebas dari TB atau tidak.**
Dikutip dari : http://www.parenting.co.id/
Categories
Important News
5 YANG PENTING KALA BAYI BELAJAR JALAN
Latihan berjalan implikasinya sangat luas bagi perkembangan psikologis anak. Antara lain dalam sense of autonomy berikut kemandiriannya. Secara bertahap anak memahami bahwa segala sesuatu yang diinginkannya haruslah diusahakan. Nah, agar latihannya berjalan baik dibutuhkan stimulus dan dukungan dari orangtua. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan kala anak sedang belajar jalan seperti dijelaskan dr. Rini Sekartini, Sp.A., dari bagian Tumbuh Kembang Anak, Departemen Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
1. CIPTAKAN LINGKUNGAN AMAN
Kala bayi mulai tertatih-tatih belajar jalan biasanya selain merasa senang para orangtua pun mulai “senam jantung”. Bagaimana tidak? Kini si bayi mulai ingin mengenali dunianya yang lebih luas dengan “menjelajah” hingga ke setiap sudut rumah. Mungkin bila dijumlahkan setiap hari entah sudah berapa belas meter jarak yang ditempuhnya.
Keterampilan barunya ini membuat bayi bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Meski sebatas di dalam rumah, “penjelajahan” ini mengundang situasi yang rawan kecelakaan. Contohnya, bagaimana bila tiba-tiba dengan langkahnya yang masih limbung si kecil nyelonong masuk ke kamar mandi yang lantainya licin, atau tiba-tiba menabrak guci besar di pojok ruang yang dapat mencederai dirinya. Bila terjadi kecelakaan akibat eksplorasinya tentu saja bayi tidak bisa disalahkan. Ia belum tahu benda apa saja dan mana tempat yang berbahaya ataupun tidak.
Menjadi tugas orangtua untuk meminimalkan segala risiko dengan tidak menempatkan barang-barang yang mengundang bahaya di jalur yang akan dilalui bayi. Selain itu, pastikan pula keamanan daerah “steril” bagi bayi, terutama dapur dan kamar mandi karena di kedua tempat ini terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan kecelakaan pada bayi.
Selanjutnya, area menuju lantai atas, dapur, dan ke kamar mandi, sebaiknya dilengkapi dengan pintu pengaman berupa pagar pembatas. Kabel listrik yang tak tertata rapi juga sering menjadi biang keladi tersandungnya si kecil yang sedang “asyik” berjalan. Belum lagi kemungkinan sengatan listrik bila kabelnya sudah terkelupas. Oleh sebab itu, aturlah jalinan kabel dengan baik sehingga tak centang perenang.
Biasanya bayi yang sudah mampu berdiri dan berjalan tertarik pada apa saja yang ada di atas meja. Tak heran kalau dalam sekejap kemudian ia akan menarik benda apa saja yang menarik perhatiannya tadi. Guna meminimalkan risiko bahaya, untuk sementara singkirkan taplak meja. Kalaupun ingin menggunakan taplak meja, pilihlah yang ukurannya lebih kecil dari daun meja sehingga tak sampai menjumbai di sisi meja.
Perabot, terutama meja yang bersudut tajam, sebaiknya juga disingkirkan untuk sementara waktu atau akali dengan memasang pengaman sudut. Soalnya, bayi yang sedang belajar berjalan sangat berisiko terbentur sudut meja yang tajam.
Patut diingat, menciptakan lingkungan yang aman bukanlah dengan membatasi ruang eksplorasi bayi. Yang diperlukan bayi adalah pengawasan orangtua sekaligus area yang dapat membuatnya leluasa berjalan-jalan ke sana dan kemari.
2. PILIH SEPATU YANG TEPAT
Sepatu berfungsi melindungi kaki bayi dari partikel dan benda yang bisa mencederainya. Di luar lingkungan rumah, sebaiknya pakaikan sepatu yang dapat menunjang kemampuan bayi berjalan.
Pilih sepatu bersol datar dan lembut untuk memudahkan anak berjalan sekaligus tetap mendapat cukup rangsangan dari bawah. Hindari sepatu dengan pengganjal di bagian lekukan kaki karena akan mengganggu pertumbuhan tulang belulangnya. Hindari juga ujung sepatu yang runcing/menyempit yang membuat ruang gerak jari-jemarinya terhambat.
Pastikan sepatu bayi berukuran pas, tidak sempit dan tidak terlalu longgar. Patokannya, lebihkan sedikit (kira-kira satu ruas ibu jari orang dewasa) pada bagian ujung sepatu. Pilih model dengan tali/kancing/perekat yang dapat mengatur kekencangan sepatu secara tepat. Kaus kaki yang akan digunakan juga tidak dianjurkan terlalu ketat karena dapat mengganggu peredaran darah. Pilih bahan katun agar mudah menyerap keringat sekaligus membantu menjaga sirkulasi udara dalam sepatu.
Saat berjalan-jalan di rumah, bayi tak perlu diberi alas kaki. Tanpa sepatu, kaki bayi akan menerima rangsangan-rangsangan dari luar. Kakinya juga akan mendapat tekanan dari bawah sebagai latihan bagi otot-ototnya. Ini dapat mengasah kemampuan koordinasinya menjadi lebih bagus. Berkat tekanan-tekanan pada permukaan telapak kaki, pertumbuhan tulang kaki menjadi lebih baik. Selanjutnya, akan terbentuk kaki yang baik dengan otot-otot yang lebih kuat. Latihan bertelanjang kaki seperti ini sangat diperlukan di rumah mengingat pertumbuhan tulang akan terus berlanjut sampai anak berusia 17-18 tahun.
Untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan kakinya, periksa ukuran sepatu secara berkala mengingat pertumbuhan kaki bayi amat cepat, terutama bila ditunjang gizi yang baik. Sepatu yang kekecilan pasti akan membuatnya tak nyaman. Sepatu kekecilan akan meninggalkan warna kemerahan di pinggir jari atau kaki bayi akibat tekanannya dan dapat menyebabkan iritasi.
3. TUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI
Pada prinsipnya, selama sudah dipastikan tidak ada gangguan saraf atau kelainan otot, anak pasti bisa berjalan. Memang, sih, usia berjalan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun umumnya rentang waktu yang normal adalah usia 11-18 bulan.
Kecemasan umumnya muncul jika setelah berusia 1 tahun, si kecil belum juga bisa berjalan. Atau biasanya sudah bisa berjalan sebentar, tapi setelah itu mogok. Untuk memastikan ada tidaknya gangguan, tentu harus diperiksakan ke dokter. Bila tak ada gangguan, boleh jadi ia butuh rangsangan agar dapat berjalan tepat pada waktunya.
Anak yang mogok belajar jalan mungkin terlena oleh kemanjaan dari orangtua atau pengasuhnya. Contohnya, kelewat sering digendong sehingga anak tak mendapat stimulasi untuk aktif bergerak. Kemanjaan seperti ini memang bisa menghambat perkembangan kemampuan berjalannya.
Sayangnya, sering kali orangtua tidak menyadari kemanjaan yang mereka limpahkan. Contohnya, lantaran kelewat sayang, orangtua khawatir melihat anaknya limbung. Belum sempat anak melangkah, orangtua sudah langsung mengulurkan bantuan. Kalau semua kebutuhan dan kemudahan sudah ada di depan mata, jangan salahkan kalau si kecil jadi enggan belajar berjalan.
Keengganan latihan berjalan bisa juga lantaran kurangnya rasa percaya diri. Boleh jadi saat pertama kali belajar jalan, ia terjatuh cukup keras. Baik anak maupun orangtua biasanya jadi jera mencoba dan mencoba lagi. Padahal ketakutan berlebih seperti ini harus dikikis. Secara perlahan orangtua mesti meyakinkan anaknya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tunjukkan dengan bukti konkret, semisal dengan terus mendampinginya berlatih dan menyediakan lingkungan yang aman.
Agar anak mau berjalan lagi, dibutuhkan stimulus yang dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya. Pancing semangat anak dengan sikap gembira tanpa harus memaksa. Gunakan mainan yang menarik agar anak mau mendatanginya. Letakkan agak ke atas sehingga ia perlu berdiri untuk menjangkaunya. Dengan begitu, sedikit demi sedikit, anak tergerak untuk berani mencoba berjalan sendiri, tanpa ditatih atau berpegangan. Kalaupun sampai terjatuh, jangan tunjukkan sikap panik di hadapannya. Perhatikan apakah ia perlu ditolong saat itu juga atau bisa dibiarkan bangkit sendiri. Sikap panik orangtua/pengasuh hanya akan membuat rasa percaya dirinya luntur.
4. PIJAT PERKUAT OTOT KAKI
Selama belajar berjalan, anak mengandalkan otot-otot kakinya untuk menjaga keseimbangan. Dengan rekomendasi dokter anak, orangtua dapat melakukan pijat bayi yang bertujuan menguatkan otot-otot kakinya. Misalnya, dengan cara menelentangkan bayi kemudian minta ia memegang telapak kakinya sambil sedikit didorong. Secara refleks anak akan melakukan gerakan seperti menendang. Latihan yang intens dan tepat terbukti mampu menguatkan otot kakinya.
Tanyakan pada dokter, teknik-teknik pijatan apa yang dapat menguatkan otot kaki. Membawa anak ke tukang pijat tradisional boleh saja asalkan dilakukan dengan hati-hati. Akan lebih baik jika Anda berbekal rekomendasi dokter lalu membawa si bayi ke fisioterapis. Pelajari tekniknya dengan benar. Yang pasti, pijatan yang dilakukan fisioterapis biasanya berlandaskan ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan.
5. PERHATIKAN BERAT TUBUH
Sering juga terjadi anak malas belajar jalan akibat kegemukan. Bagi bayi dengan berat badan berlebih, menjaga keseimbangan tubuh jelas lebih sulit. Upayakan agar asupan makanannya seimbang, tidak berlebih dan tidak kurang. Selain itu, fisioterapis dapat membantu bayi dengan program yang tepat. Misalnya dengan teknik mendorong bola besar yang biasa digunakan untuk latihan motorik.
ALAT BANTU BELAJAR JALAN
Beberapa alat diciptakan untuk membantu anak belajar jalan. Prinsip yang tidak boleh absen dari alat ini adalah si bayi tetap perlu ditatih dan menatih. Dengan begitu, setiap kali bayi menjejak ke tanah, maka otot-otot kakinya akan semakin aktif dan kemampuan berjalannya kian terasah.
Nenek moyang kita dulu menggunakan kain yang dililitkan ke dada hingga ketiak bayi. Sisa kain yang menjuntai ke belakang digunakan orangtua untuk membantu mengendalikan keseimbangan tubuh bayi sambil menatihnya. Cara ini tetap aman ditiru hingga sekarang.
Ada juga alat berputar yang bertumpu pada satu poros. Dengan berpegangan pada bilah melintang, secara tidak langsung anak diharuskan untuk berjalan saat mendorong alat tersebut. Atau bisa juga dengan menyediakan hangbar seperti yang ada di pusat-pusat terapi. Intinya, ada satu benda kokoh yang digunakan untuk berpegangan saat keseimbangannya masih labil.
Alat bantu jalan juga dapat difungsikan sebagai mainan, di antaranya kereta dorong. Pastikan dudukan mainan ini cukup mantap sehingga bila anak bertumpu padanya, alat ini tidak mudah terguling. Prinsipnya pun seperti menatih karena bayi “dipaksa” melangkah agar kereta dorong tersebut bisa bergerak.
Yang tidak dianjurkan adalah babywalker karena penggunaan alat ini malah bisa memperlambat kemampuan berjalan si kecil. Posisi duduk dalam babywalker membuat bayi nyaris selalu tersangga sehingga ia tidak cukup terlatih untuk menopang dirinya sendiri. Selain itu, penggunaan babywalker yang berlebihan juga dapat mengakibatkan anak jalan berjingkat/jinjit akibat terbiasa bergerak maju dengan cara mengayuh.
TAHAPAN BAYI BERJALAN
Proses berjalan bayi umumnya dimulai pada usia 9 bulan dengan tahapan berikut:
* Bulan ke-9
Berdiri tegak bila kedua tangan dipegang. Kalau kita biarkan si bayi berdiri (kita hanya pegang kedua tangannya) ia akan berdiri tegak selama beberapa detik di atas kakinya. Ia menahan keseimbangan tubuh yang seluruhnya terletak pada kedua telapak kaki. Berdiri dengan cara demikian hanya sebentar saja dapat dilakukannya karena ia memang belum menguasai keseimbangan badan pada sikap badan tegak lurus.
* Bulan ke-10
Bayi bergayut pada perabot rumah dan mengangkat badan sampai berdiri. Seperti halnya pada perkembangan merangkak, bayi 10 bulan sudah dapat mengangkat badannya sampai sikap “empat kaki”. Dari sikap ini ia kemudian bergayut pada perabot dan menarik badannya ke atas sampai berdiri. Dari sikap berlutut atau setengah berlutut, ia melangkahkan sebelah kakinya ke depan, menjejak dengan telapak kakinya dan menarik badannya hingga berdiri.
Berdiri sambil berpegang pada sesuatu. Bila bayi dapat berpegang pada perabot rumah atau benda kokoh lainnya, ia dapat berdiri selama 1/2 menit. Pada sikap ini telapak kaki bukan hanya ujung-ujung jari kaki saja, tapi seluruh alas telapak kaki menyentuh permukaan lantai.
* Bulan ke-11
Berjalan ke samping sambil merambat pada perabot dalam rumah. Percaya dirinya tumbuh dengan ditandainya melalui sikap berdiri yang memungkinkan anak memindah-mindahkan berat badannya. Mulai pada kaki kiri lalu pindah ke kaki kanan. Dengan kemampuan inilah anak “berjalan di tempat” atau melangkah ke samping.
Berjalan bila kedua tangan dipegang/ditatih. Bila bayi kita pegang kedua tangannya, ia pun mulai mencoba berjalan. Setelah kakinya melangkah maju, pinggul digerakkan ke depan dan berat badan ditopang oleh telapak kaki. Langkahnya memang masih agak tertahan-tahan, belum mantap dengan kaki terbentang lebar.
* Bulan ke-12
Berjalan jika sebelah tangannya dipegang. Langkah-langkahnya memang belum mantap dan kedua kaki masih terbentang lebar. Anak masih gampang kehilangan keseimbangan hingga orang dewasa masih harus memegangnya dan selalu siap menangkapnya bila ia terjatuh.
* Bulan ke-13 dan seterusnya.
Mulai menjadi “ahli”. Kemantapan anak berjalan mulai menunjukkan hasil. Kita akan takjub bila suatu saat dia sudah mampu berjalan dengan cepat. Meski perkembangan setiap anak berbeda-beda, umumnya di usia 18 bulan hingga 2 tahun anak sudah dapat berjalan tegak dengan keseimbangan yang lebih mantap tanpa perlu lagi dipegangi.
Sumber 365 Hari Pertama Perkembangan Bayi Sehat; Theodor Hellbrugge dan J.H. von Wimpffen, ed.; Pustaka Sinar Harapan; 2002
Santi Hartono
dikutip dari : http://anakuya.wordpress.com/
1. CIPTAKAN LINGKUNGAN AMAN
Kala bayi mulai tertatih-tatih belajar jalan biasanya selain merasa senang para orangtua pun mulai “senam jantung”. Bagaimana tidak? Kini si bayi mulai ingin mengenali dunianya yang lebih luas dengan “menjelajah” hingga ke setiap sudut rumah. Mungkin bila dijumlahkan setiap hari entah sudah berapa belas meter jarak yang ditempuhnya.
Keterampilan barunya ini membuat bayi bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Meski sebatas di dalam rumah, “penjelajahan” ini mengundang situasi yang rawan kecelakaan. Contohnya, bagaimana bila tiba-tiba dengan langkahnya yang masih limbung si kecil nyelonong masuk ke kamar mandi yang lantainya licin, atau tiba-tiba menabrak guci besar di pojok ruang yang dapat mencederai dirinya. Bila terjadi kecelakaan akibat eksplorasinya tentu saja bayi tidak bisa disalahkan. Ia belum tahu benda apa saja dan mana tempat yang berbahaya ataupun tidak.
Menjadi tugas orangtua untuk meminimalkan segala risiko dengan tidak menempatkan barang-barang yang mengundang bahaya di jalur yang akan dilalui bayi. Selain itu, pastikan pula keamanan daerah “steril” bagi bayi, terutama dapur dan kamar mandi karena di kedua tempat ini terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan kecelakaan pada bayi.
Selanjutnya, area menuju lantai atas, dapur, dan ke kamar mandi, sebaiknya dilengkapi dengan pintu pengaman berupa pagar pembatas. Kabel listrik yang tak tertata rapi juga sering menjadi biang keladi tersandungnya si kecil yang sedang “asyik” berjalan. Belum lagi kemungkinan sengatan listrik bila kabelnya sudah terkelupas. Oleh sebab itu, aturlah jalinan kabel dengan baik sehingga tak centang perenang.
Biasanya bayi yang sudah mampu berdiri dan berjalan tertarik pada apa saja yang ada di atas meja. Tak heran kalau dalam sekejap kemudian ia akan menarik benda apa saja yang menarik perhatiannya tadi. Guna meminimalkan risiko bahaya, untuk sementara singkirkan taplak meja. Kalaupun ingin menggunakan taplak meja, pilihlah yang ukurannya lebih kecil dari daun meja sehingga tak sampai menjumbai di sisi meja.
Perabot, terutama meja yang bersudut tajam, sebaiknya juga disingkirkan untuk sementara waktu atau akali dengan memasang pengaman sudut. Soalnya, bayi yang sedang belajar berjalan sangat berisiko terbentur sudut meja yang tajam.
Patut diingat, menciptakan lingkungan yang aman bukanlah dengan membatasi ruang eksplorasi bayi. Yang diperlukan bayi adalah pengawasan orangtua sekaligus area yang dapat membuatnya leluasa berjalan-jalan ke sana dan kemari.
2. PILIH SEPATU YANG TEPAT
Sepatu berfungsi melindungi kaki bayi dari partikel dan benda yang bisa mencederainya. Di luar lingkungan rumah, sebaiknya pakaikan sepatu yang dapat menunjang kemampuan bayi berjalan.
Pilih sepatu bersol datar dan lembut untuk memudahkan anak berjalan sekaligus tetap mendapat cukup rangsangan dari bawah. Hindari sepatu dengan pengganjal di bagian lekukan kaki karena akan mengganggu pertumbuhan tulang belulangnya. Hindari juga ujung sepatu yang runcing/menyempit yang membuat ruang gerak jari-jemarinya terhambat.
Pastikan sepatu bayi berukuran pas, tidak sempit dan tidak terlalu longgar. Patokannya, lebihkan sedikit (kira-kira satu ruas ibu jari orang dewasa) pada bagian ujung sepatu. Pilih model dengan tali/kancing/perekat yang dapat mengatur kekencangan sepatu secara tepat. Kaus kaki yang akan digunakan juga tidak dianjurkan terlalu ketat karena dapat mengganggu peredaran darah. Pilih bahan katun agar mudah menyerap keringat sekaligus membantu menjaga sirkulasi udara dalam sepatu.
Saat berjalan-jalan di rumah, bayi tak perlu diberi alas kaki. Tanpa sepatu, kaki bayi akan menerima rangsangan-rangsangan dari luar. Kakinya juga akan mendapat tekanan dari bawah sebagai latihan bagi otot-ototnya. Ini dapat mengasah kemampuan koordinasinya menjadi lebih bagus. Berkat tekanan-tekanan pada permukaan telapak kaki, pertumbuhan tulang kaki menjadi lebih baik. Selanjutnya, akan terbentuk kaki yang baik dengan otot-otot yang lebih kuat. Latihan bertelanjang kaki seperti ini sangat diperlukan di rumah mengingat pertumbuhan tulang akan terus berlanjut sampai anak berusia 17-18 tahun.
Untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan kakinya, periksa ukuran sepatu secara berkala mengingat pertumbuhan kaki bayi amat cepat, terutama bila ditunjang gizi yang baik. Sepatu yang kekecilan pasti akan membuatnya tak nyaman. Sepatu kekecilan akan meninggalkan warna kemerahan di pinggir jari atau kaki bayi akibat tekanannya dan dapat menyebabkan iritasi.
3. TUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI
Pada prinsipnya, selama sudah dipastikan tidak ada gangguan saraf atau kelainan otot, anak pasti bisa berjalan. Memang, sih, usia berjalan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun umumnya rentang waktu yang normal adalah usia 11-18 bulan.
Kecemasan umumnya muncul jika setelah berusia 1 tahun, si kecil belum juga bisa berjalan. Atau biasanya sudah bisa berjalan sebentar, tapi setelah itu mogok. Untuk memastikan ada tidaknya gangguan, tentu harus diperiksakan ke dokter. Bila tak ada gangguan, boleh jadi ia butuh rangsangan agar dapat berjalan tepat pada waktunya.
Anak yang mogok belajar jalan mungkin terlena oleh kemanjaan dari orangtua atau pengasuhnya. Contohnya, kelewat sering digendong sehingga anak tak mendapat stimulasi untuk aktif bergerak. Kemanjaan seperti ini memang bisa menghambat perkembangan kemampuan berjalannya.
Sayangnya, sering kali orangtua tidak menyadari kemanjaan yang mereka limpahkan. Contohnya, lantaran kelewat sayang, orangtua khawatir melihat anaknya limbung. Belum sempat anak melangkah, orangtua sudah langsung mengulurkan bantuan. Kalau semua kebutuhan dan kemudahan sudah ada di depan mata, jangan salahkan kalau si kecil jadi enggan belajar berjalan.
Keengganan latihan berjalan bisa juga lantaran kurangnya rasa percaya diri. Boleh jadi saat pertama kali belajar jalan, ia terjatuh cukup keras. Baik anak maupun orangtua biasanya jadi jera mencoba dan mencoba lagi. Padahal ketakutan berlebih seperti ini harus dikikis. Secara perlahan orangtua mesti meyakinkan anaknya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tunjukkan dengan bukti konkret, semisal dengan terus mendampinginya berlatih dan menyediakan lingkungan yang aman.
Agar anak mau berjalan lagi, dibutuhkan stimulus yang dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya. Pancing semangat anak dengan sikap gembira tanpa harus memaksa. Gunakan mainan yang menarik agar anak mau mendatanginya. Letakkan agak ke atas sehingga ia perlu berdiri untuk menjangkaunya. Dengan begitu, sedikit demi sedikit, anak tergerak untuk berani mencoba berjalan sendiri, tanpa ditatih atau berpegangan. Kalaupun sampai terjatuh, jangan tunjukkan sikap panik di hadapannya. Perhatikan apakah ia perlu ditolong saat itu juga atau bisa dibiarkan bangkit sendiri. Sikap panik orangtua/pengasuh hanya akan membuat rasa percaya dirinya luntur.
4. PIJAT PERKUAT OTOT KAKI
Selama belajar berjalan, anak mengandalkan otot-otot kakinya untuk menjaga keseimbangan. Dengan rekomendasi dokter anak, orangtua dapat melakukan pijat bayi yang bertujuan menguatkan otot-otot kakinya. Misalnya, dengan cara menelentangkan bayi kemudian minta ia memegang telapak kakinya sambil sedikit didorong. Secara refleks anak akan melakukan gerakan seperti menendang. Latihan yang intens dan tepat terbukti mampu menguatkan otot kakinya.
Tanyakan pada dokter, teknik-teknik pijatan apa yang dapat menguatkan otot kaki. Membawa anak ke tukang pijat tradisional boleh saja asalkan dilakukan dengan hati-hati. Akan lebih baik jika Anda berbekal rekomendasi dokter lalu membawa si bayi ke fisioterapis. Pelajari tekniknya dengan benar. Yang pasti, pijatan yang dilakukan fisioterapis biasanya berlandaskan ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan.
5. PERHATIKAN BERAT TUBUH
Sering juga terjadi anak malas belajar jalan akibat kegemukan. Bagi bayi dengan berat badan berlebih, menjaga keseimbangan tubuh jelas lebih sulit. Upayakan agar asupan makanannya seimbang, tidak berlebih dan tidak kurang. Selain itu, fisioterapis dapat membantu bayi dengan program yang tepat. Misalnya dengan teknik mendorong bola besar yang biasa digunakan untuk latihan motorik.
ALAT BANTU BELAJAR JALAN
Beberapa alat diciptakan untuk membantu anak belajar jalan. Prinsip yang tidak boleh absen dari alat ini adalah si bayi tetap perlu ditatih dan menatih. Dengan begitu, setiap kali bayi menjejak ke tanah, maka otot-otot kakinya akan semakin aktif dan kemampuan berjalannya kian terasah.
Nenek moyang kita dulu menggunakan kain yang dililitkan ke dada hingga ketiak bayi. Sisa kain yang menjuntai ke belakang digunakan orangtua untuk membantu mengendalikan keseimbangan tubuh bayi sambil menatihnya. Cara ini tetap aman ditiru hingga sekarang.
Ada juga alat berputar yang bertumpu pada satu poros. Dengan berpegangan pada bilah melintang, secara tidak langsung anak diharuskan untuk berjalan saat mendorong alat tersebut. Atau bisa juga dengan menyediakan hangbar seperti yang ada di pusat-pusat terapi. Intinya, ada satu benda kokoh yang digunakan untuk berpegangan saat keseimbangannya masih labil.
Alat bantu jalan juga dapat difungsikan sebagai mainan, di antaranya kereta dorong. Pastikan dudukan mainan ini cukup mantap sehingga bila anak bertumpu padanya, alat ini tidak mudah terguling. Prinsipnya pun seperti menatih karena bayi “dipaksa” melangkah agar kereta dorong tersebut bisa bergerak.
Yang tidak dianjurkan adalah babywalker karena penggunaan alat ini malah bisa memperlambat kemampuan berjalan si kecil. Posisi duduk dalam babywalker membuat bayi nyaris selalu tersangga sehingga ia tidak cukup terlatih untuk menopang dirinya sendiri. Selain itu, penggunaan babywalker yang berlebihan juga dapat mengakibatkan anak jalan berjingkat/jinjit akibat terbiasa bergerak maju dengan cara mengayuh.
TAHAPAN BAYI BERJALAN
Proses berjalan bayi umumnya dimulai pada usia 9 bulan dengan tahapan berikut:
* Bulan ke-9
Berdiri tegak bila kedua tangan dipegang. Kalau kita biarkan si bayi berdiri (kita hanya pegang kedua tangannya) ia akan berdiri tegak selama beberapa detik di atas kakinya. Ia menahan keseimbangan tubuh yang seluruhnya terletak pada kedua telapak kaki. Berdiri dengan cara demikian hanya sebentar saja dapat dilakukannya karena ia memang belum menguasai keseimbangan badan pada sikap badan tegak lurus.
* Bulan ke-10
Bayi bergayut pada perabot rumah dan mengangkat badan sampai berdiri. Seperti halnya pada perkembangan merangkak, bayi 10 bulan sudah dapat mengangkat badannya sampai sikap “empat kaki”. Dari sikap ini ia kemudian bergayut pada perabot dan menarik badannya ke atas sampai berdiri. Dari sikap berlutut atau setengah berlutut, ia melangkahkan sebelah kakinya ke depan, menjejak dengan telapak kakinya dan menarik badannya hingga berdiri.
Berdiri sambil berpegang pada sesuatu. Bila bayi dapat berpegang pada perabot rumah atau benda kokoh lainnya, ia dapat berdiri selama 1/2 menit. Pada sikap ini telapak kaki bukan hanya ujung-ujung jari kaki saja, tapi seluruh alas telapak kaki menyentuh permukaan lantai.
* Bulan ke-11
Berjalan ke samping sambil merambat pada perabot dalam rumah. Percaya dirinya tumbuh dengan ditandainya melalui sikap berdiri yang memungkinkan anak memindah-mindahkan berat badannya. Mulai pada kaki kiri lalu pindah ke kaki kanan. Dengan kemampuan inilah anak “berjalan di tempat” atau melangkah ke samping.
Berjalan bila kedua tangan dipegang/ditatih. Bila bayi kita pegang kedua tangannya, ia pun mulai mencoba berjalan. Setelah kakinya melangkah maju, pinggul digerakkan ke depan dan berat badan ditopang oleh telapak kaki. Langkahnya memang masih agak tertahan-tahan, belum mantap dengan kaki terbentang lebar.
* Bulan ke-12
Berjalan jika sebelah tangannya dipegang. Langkah-langkahnya memang belum mantap dan kedua kaki masih terbentang lebar. Anak masih gampang kehilangan keseimbangan hingga orang dewasa masih harus memegangnya dan selalu siap menangkapnya bila ia terjatuh.
* Bulan ke-13 dan seterusnya.
Mulai menjadi “ahli”. Kemantapan anak berjalan mulai menunjukkan hasil. Kita akan takjub bila suatu saat dia sudah mampu berjalan dengan cepat. Meski perkembangan setiap anak berbeda-beda, umumnya di usia 18 bulan hingga 2 tahun anak sudah dapat berjalan tegak dengan keseimbangan yang lebih mantap tanpa perlu lagi dipegangi.
Sumber 365 Hari Pertama Perkembangan Bayi Sehat; Theodor Hellbrugge dan J.H. von Wimpffen, ed.; Pustaka Sinar Harapan; 2002
Santi Hartono
dikutip dari : http://anakuya.wordpress.com/
Categories
Important News
Perkembangan Kemampuan Bicara Anak
Seringkali para orang tua bertanya, terutama mereka yang baru saja memiliki anak pertama, apakah perkembangan kemampuan bicara anak mereka normal.
Perkembangan kemampuan bicara untuk setiap anak sangat bervariasi. Tidak sama untuk setiap anak. Walaupun ada variasi yang sangat ekstrim, yang menggambarkan kemungkinan adanya gangguan perkembangan, tetapi sebagian besar variasi umumnya masih dalam batas normal.
Sebagai acuan, berikut kami tuliskan beberapa hal yang terjadi pada perkembangan kemampuan bicara anak bawah tiga tahun (batita) menurut umur.
Umur 6 bulan
* Mengeluarkan suara dengan intonasi
* Merespon jika kita memanggil namanya
* Merespon suara orang dengan menoleh atau melirik
* Merespon dengan tepat nada bicara yang ramah atau marah
Umur 12 bulan
* Menggunakan satu atau dua kata (atau bagian kata) yang mempunyai makna
* Mengerti perintah yang sederhana, terutama yang disertai dengan gerakan fisik
* Berlatih perubahan nada suara
* Mulai menyadari nilai sosial berbicara
Umur 18 bulan
* Sudah menguasai 5 sampai 20 kata, kata-kata tersebut umumnya adalah kata benda
* Mengulang-ulang kata
* Mengikuti perintah sederhana
Umur 24 bulan
* Dapat menyebut nama benda-benda yang biasa ada di sekitarnya.
* Dapat menggunakan setidaknya dua kata depan, misalnya di dalam, di atas, di bawah.
* Mulai dapat membentuk kalimat-kalimat pendek.
* Kata-katanya sebagian besar sudah dapat dimengerti.
* Sudah menguasai 150 – 300 kata.
* Sudah berespon dengan benar jika ditanya, mana mata, mana hidung, mana telinga, dll.
Umur 36 bulan
* Sudah mempunyai 900 – 1000 kosa kata.
* Sekitar 90% dari apa yang dikatakan oleh anak sudah dapat dimengerti.
* Mengerti pertanyaan sederhana yang berkaitan dengan lingkungan atau aktifitas.
* Sudah dapat menjawab pertanyaan jika ditanya: apa yang dilakukan jika lapar, haus, ngantuk, dll.
* Sudah dapat menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya.
Sekali lagi, daftar di atas hanyalah acuan. Jika anak anda tidak seperti yang digambarkan, bukan berarti ia tidak normal. Selalu ada perbedaan kemampuan setiap anak.
Jika anda merasa ada gangguan terhadap kemampuan bicaranya, mungkin perlu dilakukan stimulasi. Silakan berkonsultasi dengan ahli psikologi anak, dokter anak, atau praktisi lainnya yang berkompeten di bidang ini.
Dikutip dari : http://www.wartamedika.com/
Categories
Important News
Saturday, January 2, 2010
Amazed or takabur ?
Honestly...I've been amazed oleh buah hati saya sendiri...
dengan usianya yg baru menginjak 12 bulan lewat 12 hari, salma udah bisa macem-macem yang kadang saya sendiri hampir ga percaya.Salma skrg udah mulai belajar ngomong sekaligus belajar jalan sekaligus tumbuh gigi. walaupun tumbuh giginya bisa dibilang relatif terlambat (skrg jumlah giginya ada 4 buah), tapi kemampuan dia yang lainnya itu yang membuat saya amazed..
Untuk kemampuan ngomongnya, salma udh bisa ngomong banyak banget. mulai dari kosa kata yang singkat dan familiar spt papah, mamah, emah de el el...salma juga udh bisa bilang "Alhamdulillah"..hihihihi. lucu banget dengernya karena lidahnya jadi kejulur-julur berusaha ngomong kata itu. yang anehnya, dia pasti bilang kata "Alhamdulillah" kalau abis bersin. wahhh..ternyata dia niruin orang-orang dirmh yang kalau bersin selalu diikutin dengan bilang "Alhamdulillah".
Belum selesai dengan kata itu yang mnrt saya cukup rumit utk ukuran bayi 12 bulan, dia sudah bisa bilang "nggak ada"..lalu tadi juga dia bilang kosa kata baru "kata siapa" dan "nggak boleh".... bezzziiggghhhh...saya sampe kaget dengernya.
Seneng sambil terkagum2 sendiri...aduuuhhh salmaaaa..ko bisa ya ?
Untuk kemampuan jalannya juga udh mulai jalan agak jauh. tapi kalau urusan manjat tangga dari lantai satu ke lantai 2..udah ga usah dibantah lagi, udh makin cepet aja manjatnya dia.
Dengan perkembangan kemampuan salma yang bagi saya relatif pesat itu, dalam hati saya mengakui kalau saya takjub dan bangga..namun ada juga perasaan takut yang saya rasakan. saya takut kalau saya jadi takabur dan jadi posesif dengan anak saya yang pintar ini. Takabur karena merasa anak saya pinter, keren, hebat bin hebring...dan yang ga kalah menakutkan adalah perasaan posesif saya yg takut kehilangan anak saya dan ingin memiliki sepenuhnya.
Bangga dan takabur memang tipis bedanya. Sayang sepenuh hati dan ingin memiliki sepenuhnya juga tipis bedanya. yang saya takutkan adalah Allah SWT, karena takabur dan ingin memiliki sepenuhnya yang sbnrnya anak adalah titipanNya adalah perbuatan yang tidak diperbolehkan oleh agama. Kadang saya merenung tentang yg saya rasakan ini...dan tak terasa air mata pun menetes karena takut dengan hati saya sendiri.Saya selalu mengingatkan diri saya sendiri untuk tetap down to earth dan juga lebih pasrah kepada Sang Khalik. Mudah-mudahan saya selalu diberi bimbingan olehNya agar saya tetap dapat memelihara hati saya yang tentunya tidak putus-putusnya berdoa hal-hal yang terbaik untuk anak saya.
Ya Allah...bimbinglah kami sebagai orang tua agar selalu tetap ingat kepadaMu dan senantiasa berpasrah padaMu...amin...
dengan usianya yg baru menginjak 12 bulan lewat 12 hari, salma udah bisa macem-macem yang kadang saya sendiri hampir ga percaya.Salma skrg udah mulai belajar ngomong sekaligus belajar jalan sekaligus tumbuh gigi. walaupun tumbuh giginya bisa dibilang relatif terlambat (skrg jumlah giginya ada 4 buah), tapi kemampuan dia yang lainnya itu yang membuat saya amazed..
Untuk kemampuan ngomongnya, salma udh bisa ngomong banyak banget. mulai dari kosa kata yang singkat dan familiar spt papah, mamah, emah de el el...salma juga udh bisa bilang "Alhamdulillah"..hihihihi. lucu banget dengernya karena lidahnya jadi kejulur-julur berusaha ngomong kata itu. yang anehnya, dia pasti bilang kata "Alhamdulillah" kalau abis bersin. wahhh..ternyata dia niruin orang-orang dirmh yang kalau bersin selalu diikutin dengan bilang "Alhamdulillah".
Belum selesai dengan kata itu yang mnrt saya cukup rumit utk ukuran bayi 12 bulan, dia sudah bisa bilang "nggak ada"..lalu tadi juga dia bilang kosa kata baru "kata siapa" dan "nggak boleh".... bezzziiggghhhh...saya sampe kaget dengernya.
Seneng sambil terkagum2 sendiri...aduuuhhh salmaaaa..ko bisa ya ?
Untuk kemampuan jalannya juga udh mulai jalan agak jauh. tapi kalau urusan manjat tangga dari lantai satu ke lantai 2..udah ga usah dibantah lagi, udh makin cepet aja manjatnya dia.
Dengan perkembangan kemampuan salma yang bagi saya relatif pesat itu, dalam hati saya mengakui kalau saya takjub dan bangga..namun ada juga perasaan takut yang saya rasakan. saya takut kalau saya jadi takabur dan jadi posesif dengan anak saya yang pintar ini. Takabur karena merasa anak saya pinter, keren, hebat bin hebring...dan yang ga kalah menakutkan adalah perasaan posesif saya yg takut kehilangan anak saya dan ingin memiliki sepenuhnya.
Bangga dan takabur memang tipis bedanya. Sayang sepenuh hati dan ingin memiliki sepenuhnya juga tipis bedanya. yang saya takutkan adalah Allah SWT, karena takabur dan ingin memiliki sepenuhnya yang sbnrnya anak adalah titipanNya adalah perbuatan yang tidak diperbolehkan oleh agama. Kadang saya merenung tentang yg saya rasakan ini...dan tak terasa air mata pun menetes karena takut dengan hati saya sendiri.Saya selalu mengingatkan diri saya sendiri untuk tetap down to earth dan juga lebih pasrah kepada Sang Khalik. Mudah-mudahan saya selalu diberi bimbingan olehNya agar saya tetap dapat memelihara hati saya yang tentunya tidak putus-putusnya berdoa hal-hal yang terbaik untuk anak saya.
Ya Allah...bimbinglah kami sebagai orang tua agar selalu tetap ingat kepadaMu dan senantiasa berpasrah padaMu...amin...
Categories
my blog
Subscribe to:
Posts (Atom)