Penyanyi balada kebanggaan Indonesia Franky Sahilatua meninggal Rabu (20/03) sore tadi lantaran keganasan kanker sumsum tulang belakang atau multiple myeloma. Penyakit ini masuk kategori kanker darah yang menyerang pusat kekebalan tubuh.
nilah salah satu penyakit terlangka di dunia. Bayangkan hanya 2 atau 3 orang per 100 ribu jiwa saja yang mungkin terkena kanker ganas ini. Penyebab dan obatnya pun belum ditemukan.
Perkembangan kanker yang diderita Franky diawali dengan pertumbuhan sel plasma-salah satu bagian sel darah putih- dalam sumsum tulang yang tidak normal. Sel plasma itu dalam kondisi normal diperlukan, karena menghasilkan protein yang disebut antibodi, sebagai bagian dari sistem imunitas tubuh.
Tapi peningkatan sel yang tak terkontrol bisa merusak tulang dan jaringan sekitarnya. "Sederhananya, kanker ini mendesak tulang," kata Noorwati Sutandyo, pakar penyakit dalam darah dan kanker Rumah Sakit Kanker Dharmais kepada Harun Mahbub dari Tempo beberapa waktu lalu.
Pada penderita myeloma, sel plasma melebihi kadar normal. Dari lima persen sel plasma yang seharusnya ada di sumsum tulang, pada penderita kanker ini kadarnya bisa dua kali lipat. Sel plasma yang abnormal ini tidak hanya berdiam di sumsum, tapi juga pada bagian tubuh lain, dan kerap ditemukan di tulang panggul, tulang rusuk, serta tulang tengkorak-karena itu disebut multiple myeloma. Antibodi yang dihasilkan pun ikut meningkat.
Antibodi yang abnormal tadi terkumpul di dalam darah atau air kemih, kadang ditemukan juga di daerah selain tulang, misalnya di paru dan organ reproduksi. Pecahan dari antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) kerap terkumpul di ginjal, merusak dan memicu gagal ginjal.
Selain itu, penderita mengalami anemia, karena sel normal penghasil sel darah merah di sumsum tulang belakang tergeser oleh sel yang tidak normal. Darah yang mengental (sindroma hiperviskositas) pun bisa mempengaruhi aliran darah ke otak, kulit, jari tangan dan kaki, serta hidung.
Antibodi yang abnormal tadi terkumpul di dalam darah atau air kemih, kadang ditemukan juga di daerah selain tulang, misalnya di paru dan organ reproduksi. Pecahan dari antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) kerap terkumpul di ginjal, merusak dan memicu gagal ginjal.
Selain itu, penderita mengalami anemia, karena sel normal penghasil sel darah merah di sumsum tulang belakang tergeser oleh sel yang tidak normal. Darah yang mengental (sindroma hiperviskositas) pun bisa mempengaruhi aliran darah ke otak, kulit, jari tangan dan kaki, serta hidung.
Benar saja, beberapa gejala mematikan pernah dirasakan Franky sebelum dan setelah dirawat di General Hospital Singapura pada 2010. Gejala itu diantaranya sakit ginjal, perdarahan yang lama pulih, jari-jemari merah muda kepucatan dan terasa sakit jika seluruh anggota badan disentuh.
"Tulang jadi keropos dan terasa nyeri," kata Luthfi Gatam, dokter spesialis tulang belakang dari Rumah Sakit Internasional Bintaro. Dan Frany pun tidak bisa tidur terlentang.
Dikutip dari : TEMPO Interaktif, Jakarta
0 comments:
Post a Comment